Senin, 17 November 2014

MUHARROM DI MASJID NURUL HAQ DKM 2 BERSAMA KH.YUSUF HUDLORI


                       Hikmah dan Keutamaan Peringatan 

                               Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram 1436 H

Muharram (محرّم) adalah bulan pertama tahun penanggalan Islam, Hijriyah. Ditetapkan pertama kali oleh Khalifah Umar ibnu al-Khattab atas saran dari menantu suci Rasulullah SAWW, yakni Imam Ali bin Abi Thalib karamalLahu wajhahu. Pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar, pernah beliau mengutarakan gagasannya mengenai perlunya menetapkan kalender Isalam yang akan dipakai sebagai penenggalan dalam urusan administrasi masa kekhalifahannya,dan sebagai kebutuhan kaum muslimin, pada masa itu penanggalan yang dipakai kaum Muslimin berbeda-beda, ada yang memakai tahun gajah, dimana pada tahun itu terjadi penyerangan dari balatentara Abrahah dari negeri Yanan untuk menyerang Ka’bah, yang kemudian niatnya digagalkan Allah Yang Maha Esa. Dan di tahun itu pula lahirnya nabi Muhammad saw dan ada pula yang pemakaian tanggal didasarkan kepada hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah.
PEMIRSA  DAWAH GUS YUSUF
Untuk menetapkan kalender Islam ini, dicari momertum yang sangat tepat untuk dijadikan patokan sebagai awal permulaan Tahun Baru Islam. Maka Khalifah Umar ini mengadakan musyawarah yang dihadiri oleh pemuka-pemuka agama, dan pembesar-pembesar muslim. Di dalam pertemuan itu ada beberapa momentum penting yang diusulkan sebagai dasar penetapan pada tahun baru islam, dan momentum-momentum itu antara lain:
1. Dihitung dari hari kelahiran Nabi Muhammad
2. Dihitung dari wafatnya Rasulallah saw.
3. Dititung dari hari Rasulullah menerima wahyu pertama di gua Hira yang merupakan awal tugas kenabiannya.

4. Dimulai dari tanggal dan bulan Rasulallah melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah.
Tanggal kelahiran Nabi Muhammad tidak dijadikan dasar sebagai awal penanggalan kalender islam, karena tanggal itu masih menjadi kontroversi mengenai waktu dalam kejadiannya. Adapun hari wafatnya Rasulullah tidak pula dijadikan dasar sebagai tanggal permulaan kalender Islam , karena dikhawatirkan akan mempengaruhi kaum muslimin dalam kesedihan yang berkepanjangan terhadap kenangan-kenangannya semasa beliau. Pada akhirnya forum menyetujui sebagai awal penanggalan islam dihitung sejak Rasulullah hijrah dari Makah ke Madinah, Rasul sampai di Madinah pada hari Senin, 12 Rabi’ al-Awwal yang bertepatan dengan tanggal 24 September 622 M.
Rasulullah SAWW sendiri, dengan perkenan Allah SWT dalam firmanNya, menetapkan bahwa bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan yang dimuliakan (Rajab, Dzulqaidah, Dzulhijjah, Muharram), dan didalamnya dilarang melakukan peperangan dan tindak kekerasan lainnya.
Muharram yang berarti diharamkan atau yang sangat dihormati, memang merupakan bulan gencatan senjata atau bulan perdamaian. hal ini menunjukkan bahwa umat Islam di manapun harus selalu bersikap damai, tidak boleh berperang kecuali jika diperangi terlebih dahulu. Seyogyanya, umat Islam menghormati dan memaknai Muharram dengan spirit penuh perdamaian dan kerukunan. sebab, Nabi Muhammad saw pada khutbah haji wada’ -yang juga di bulan haram- mewanti-wanti ummatnya agar tidak saling bermusuhan, bertindak kekerasan, atau berperang satu sama lain.
Esensi dari spirit Muharram adalah pengendalian diri demi terciptanya kedamaian dan ketentraman hidup, baik fisik, sosial, maupun spiritual. karena itu, di bulan Muharram Nabi Muhammad saw menganjurkan ummatnya untuk berpuasa sunnah Asysyuro ( puasa pada hari kesepuluh di bulan Muharram).
Dari Abu Hurairah , Nabi Muhammad saw bersabda,” puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram. dan shalat yang paling utama adalah shalat malam.”(HR.Muslim).
Ibnu Abbas berkata,” Aku tak melihat Rasulullah saw mengintensifkan puasanya selain Ramadhan, kecuali puasa Asysyuro.” (HR.Bukhori). dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Abi Qatadah, Nabi saw bersabda,”Puasa Asysyuro itu dapat menghapus dosa tahun sebelumnya.”(HR.Muslim).
Melalui puasa sunnah itulah, ummat Islam dilatih dan dibiasakan untuk dapat menahan diri agar tidak mudah dijajah oleh hawa nafsu, termasuk nafsu dendam dan amarah sehingga perdamaian dan ketentraman hidup dapat diwujudkan di Indonesia. Puasa sunnah Muharram agaknya juga harus menjadi momentum islah bagi semua pihak. agar perdamaian dan ketentraman terwujud, Muharram juga harus dimaknai sebagai bulan anti maksiat, yakni dengan menjauhi larangan-larangan Allah swt, sepertai fitnah, pornoaksi, pornografi, judi, korupsi, teror, narkoba dan lain-lain.
Dengan peringatan tahun baru hijriyah kali ini semoga mari kita mulai babak baru kehidupan kita dengan niat harus lebih baik dari tahun kemarin. Selamat Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram 1436 H. Ahlan wa sahlan bi’amin jadiid 1 Muharram 1436 H
Kullu ‘amin wa antum bikhoirin.

GROUP MHADROH PIMP.ZAENUDIN

Add caption

RT WAKIL PARA ANAK YATIM


Minggu, 26 Oktober 2014

PUASA MUHARROM

Anjuran Puasa Muharram



Bulan mulia, bulan Muharram sebentar lagi akan menghampiri kita. Bulan tersebut disebut di sebagian kalangan dengan bulan Suro dan identik dengan hal-hal seram dan sial sehingga hajatan-hajatan tidak boleh dilaksanakan pada bulan tersebut. Padahal islam tidak menganggap demikian. Di bulan tersebut adalah kesempatan untuk beramal sholih, terutama puasa, lebih utama lagi jika mendapati hari Asyura (10 Muharram).
Anjuran Puasa Muharram
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mendorong kita melakukan puasa pada bulan Muharram sebagaimana sabdanya,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah).
Imam Nawawi -rahimahullah- menjelaskan, “Hadits ini merupakan penegasan bahwa sebaik-baik bulan untuk berpuasa adalah pada bulan Muharram.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 55)
Lalu mengapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diketahui banyak berpuasa di bulan Sya’ban bukan malah bulan Muharram? Ada dua jawaban yang dikemukakan oleh Imam Nawawi.
1- Mungkin saja Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam baru mengetahui keutamaan banyak berpuasa di bulan Muharram di akhir hayat hidup beliau.
2- Boleh jadi pula beliau memiliki udzur ketika berada di bulan Muharram (seperti bersafar atau sakit) sehingga tidak sempat menunaikan banyak puasa pada bulan Muharram. (Lihat Syarh Shahih Muslim, 8: 55)
Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Puasa yang paling utama di antara bulan-bulan haram (Dzulqo’dah, Dzulhijah, Muharram, Rajab -pen) adalah puasa di bulan Muharram (syahrullah).” (Lathoif Al Ma’arif, hal. 67)
Sesuai penjelasan Ibnu Rajab, puasa sunnah (tathowwu’) ada dua macam:
1- Puasa sunnah muthlaq. Sebaik-baik puasa sunnah muthlaq adalah puasa di bulan Muharram.
2- Puasa sunnah sebelum dan sesudah yang mengiringi puasa wajib di bulan Ramadhan. Contoh puasa ini adalah puasa enam hari di bulan Syawal. (Lihat Lathoif Al Ma’arif, hal. 66)
Jadi, penjelasan di atas dapat dipahami bahwa puasa sunnah mutlaq yang paling afdhol adalah puasa Muharram. Sedangkan puasa muqoyyad (yang ada kaitan dengan waktu tertentu atau berkaitan dengan puasa Ramadhan), maka yang lebih afhol adalah puasa enam hari di bulan Syawal. Puasa Syawal dari sisi ini lebih afhdol dari puasa Muharram. Puasa Syawal tersebut berkaitan dengan puasa Ramadhan. Oleh karenanya puasa tersebut seperti shalat sunnah rawatib yang mengiringi shalat wajib. Puasa Arafah juga bisa lebih baik dari puasa Muharram dari sisi puasa Arafah sebagai sunnah yang rutin. (Penjelasan Syaikh Kholid bin Su’ud Al Bulaihad di sini)
Di antara sahabat yang gemar melakukan puasa pada bulan-bulan haram (termasuk bulan haram adalah Muharram) yaitu ‘Umar, Aisyah dan Abu Tholhah. Bahkan Ibnu ‘Umar dan Al Hasan Al Bashri gemar melakukan puasa pada setiap bulan haram (Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 71). Bulan haram adalah bulan Dzulqo’dah, Dzulhijah, Muharram dan Rajab.
Banyak Berpuasa, Tidak Mesti Sebulan Penuh
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa kaum muslimin dianjurkan memperbanyak puasa pada bulan Muharram. Jika tidak mampu, berpuasalah sesuai kemampuannya. Namun yang lebih tepat adalah tidak berpuasa Muharram sebulan penuh. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhu berkata,
وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِى شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِى شَعْبَانَ
Aku tidak pernah melihat Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan. Aku tidak pernah melihat beliau banyak puasa dalam sebulan selain pada bulan Sya’ban.” (HR. Muslim no. 1156). (Lihat penjelasan Syaikh Kholid bin Su’ud Al Bulaihad di sini)
Yang Lebih Afdhol, Puasa Asyura
Dari sekian hari di bulan Muharram, yang lebih afhol adalah puasa hari ‘Asyura, yaitu pada 10 Muharram. Abu Qotadah Al Anshoriy berkata,
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.”(HR. Muslim no. 1162).
Selisihi Yahudi dengan Menambah Puasa Tasu’a (9 Muharram)
Namun dalam rangka menyelisihi Yahudi, kita diperintahkan berpuasa pada hari sebelumnya, yaitu berpuasa pada hari kesembilan (tasu’a). Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata bahwa ketika Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan puasa hari ’Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى.
Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan,
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan,
فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.
Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim no. 1134)
Imam Asy Syafi’i dan ulama Syafi’iyyah, Imam Ahmad, Ishaq dan selainnya mengatakan bahwa dianjurkan (disunnahkan) berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh sekaligus; karena Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam berpuasa pada hari kesepuluh dan berniat (berkeinginan) berpuasa juga pada hari kesembilan. (Lihat Syarh Muslim, 8: 12-13)
Ibnu Rajab mengatakan, ”Di antara ulama yang menganjurkan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram sekaligus adalah Imam Asy Syafi’i, Imam Ahmad, dan Ishaq. Adapun Imam Abu Hanifah menganggap makruh jika seseorang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja.” (Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 99)
Apa Hikmah Menambah Puasa pada Hari Kesembilan?
Sebagian ulama mengatakan bahwa sebab Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bepuasa pada hari kesepuluh sekaligus kesembilan agar tidak tasyabbuh (menyerupai) orang Yahudi yang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja. Dalam hadits Ibnu Abbas juga terdapat isyarat mengenai hal ini. Ada juga yang mengatakan bahwa hal ini untuk kehati-hatian, siapa tahu salah dalam penentuan hari ’Asyura’ (tanggal 10 Muharram). Pendapat yang menyatakan bahwa Nabi menambah hari kesembilan agar tidak menyerupai puasa Yahudi adalah pendapat yang lebih kuat. Wallahu a’lam. (Lihat Syarh Muslim, 8: 12-13)
Sebagaimana penjelasan dari Syaikh Ibrahim Ar Ruhaili, kita lebih baik berpuasa dua hari sekaligus yaitu pada tanggal 9 dan 10 Muharram karena dalam melakukan puasa ‘Asyura ada dua tingkatan yaitu:
1- Tingkatan yang lebih sempurna adalah berpuasa pada 9 dan 10 Muharram sekaligus.
2- Tingkatan di bawahnya adalah berpuasa pada 10 Muharram saja. (Lihat Tajridul Ittiba’, hal. 128)
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz, mufti Kerajaan Saudi Arabia di masa silam berkata, “Yang lebih afdhol adalah berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh dari bulan Muharram karena mengingat hadits (Ibnu ‘Abbas), “Apabila aku masih diberi kehidupan tahun depan, aku akan berpuasa pada hari kesembilan.”Jika ada yang berpuasa pada hari kesepuluh dan kesebelas atau berpuasa tiga hari sekaligus (9, 10 dan 11) maka itu semua baik. Semua ini dengan maksud untuk menyelisihi Yahudi.” (Lihat Fatwa Syaikh Ibnu Baz di sini).
Semoga Allah memudahkan kita untuk terus beramal sholih.

SAMBUT MUHARROM 1436 H DKM 2 JUARA

Masjid Nurul Haq DKM 2 Kubangpari meraih juara 2,dari 20 dkm diwilayah Desa Bangunsari Kec.Pamarican Kab. Ciamis.dalam acara Tablig Akbar bersama KH.Acep Abdurahman dari Tasikmalaya
MARBOOT DKM 2
PENGASUH DKM 2
SUBHAN HS,KH.ACEP ,AAS HASBULLAH
BABINSA,TOKOH,KEPALA KUA








Masjid merupakan bangunan monumental bagi umat Islam yang dibangun banyak menyita perhatian bahkan dengan mengerahkan segala daya upaya.Sehingga untuk mewujudkan bangunan yang megah dilakukan penggalian dana baik dengan swadaya,memohon bantuan pemerintah,swasta atau dengan bantuan dari luar negeri. Agar segala daya upaya itu tidak menjadi pekerjaan yang sia-sia karena setelah bangunan masjid jadi, tidak lagi dijaga dan diperihara. Sehingga kadang ada masjid yang jorok, kotor ,dan kumuh
Karena itu untuk memacu terhadap kegiatan pengeloaan masjid perlu diselenggarakan lomba K3 masjid,berikut saya sampaikan unsur-unsur penilaian:

I. BIDANG IDAROH 

A ASPEK ADMINISTRASI 
NO INDIKATOR 
1 Papan Nama Masjid 
2 Papan Struktur Organisasi Ta'mir Masjid 
3 Papan Jadwal Khatib dan Imam 
4 Papan Kas Keuangan Masjid 
5 Papan Informasi / Kegiatan Masjid 
6 Buku Agenda Surat Masuk 
7 Buku Agenda Surat Keluar 
8 Buku Kas Umum dan Buku bantu Kas 
9 Buku Inventaris Masjid 
10 Buku Data Jamaah 
11 Buku Laporan Kegiatan-Kegiatan Masjid 
12 Buku Notulen Rapat 
13 Buku Tamu 
14 Stempel Masjid 
15 Buku Jurnal Khutbah 
JUMLAH NILAI 


B.ASPEK ORGANISASI DAN PENDUKUNG (Bidang Idaroh) 

NO INDIKATOR 
1 Program Kerja Kemasjidan 
2 Rincian Tugas ( Job Discription ) Ta'mir 
3 AD dan ART Kepengurusan Masjid 
4 Intensitas Rapat Ta'mir 
5 Proses Pengangkatan Ta'mir 
6 Remaja Masjid 
7 Majlis Ta'lim 
8 Taman Pendidikan Al Qur'an 
9 Madrasah Diniyah 
10 Lembaga Amil Zakat 
11 Perpustakaan Masjid 
12 Bukti Kepemilikan Tanah/ Sertifikat Tanah 
13 IMB ( Izin Mendirikan Bangunan ) 
14 Jadwal Waktu Sholat Abadi 
15 Serifikat Arah Kiblat 

JUMLAH NILAI 

II. BIDANG IMAROH 

A ASPEK PERIBADATAN 

NO INDIKATOR 
1 Jama'ah Sholat Rawatib 
2 Jama'ah Sholat Jum'at 
3 Jama'ah Sholat Tarawih 
4 Jama'ah Sholat Ied 
5 Pelaksanaan Sholat Gerhana 
6 Adzan dan Iqomah Lima waktu Sholat 
7 Kegiatan Dzikir dan Doa 
8 Kegiatan Majlis Ta'lim tiap bulan 
9 Kegiatan Tadarrus Al Qur'an 
10 Kegiatan Kuliyah Subuh 
11 Peringatan Isro' Mi'roj 
12 Peringatan Maulid Nabi 
13 Peringatan Nuzulul Qur'an 
14 Paket kegiatan Bulan Muharram 
15 Merawat Jenazah 
JUMLAH NILAI 

B ASPEK KEGIATAN PENDUKUNG (Bidang Imaroh) 

NO INDIKATOR 
1 Bimbingan Seni & Budaya Islam 
2 Penyelenggaraan TPQ / Madrasah Diniyah 
3 Pelayanan Perpustakaan 
4 Pelayanan Kesehatan / Poliklinik 
5 Kegiatan Remaja Masjid 
6 Majalah Dinding & Penerbitan Buletin 
7 Pengelolaan Zakat Infaq Shodaqoh 
8 Pengelolaan Qurban 
9 Kegiatan Santunan Yatim Piatu 
10 Kegiatan Khitanan Massal 
11 Koperasi 

JUMLAH NILAI 

III. BIDANG RIAYAH 
A ASPEK FISIK BANGUNAN 

NO INDIKATOR 
1 Arsitek dan Desain Bangunan 
2 Ruang Utama 
3 Mihrab / Pengimaman 
4 Mimbar Khutbah 
5 Kantor Masjid 
6 Ruang Perpustakaan 
7 Ruang TPQ / Madin 
8 Ruang Poliklinik 
9 Tempat Wudlu 
10 WC / Kamar Mandi 
11 Drainase / Saluran Pembuangan air Limbah 
12 Gudang 
13 Tempat Parkir 
14 Halaman Masjid 
JUMLAH NILAI 

B ASPEK PERALATAN (Bidang Riayah) 

NO INDIKATOR 
1 Sound System 
2 Penerangan / Listrik 
3 Ketersediaan Air Bersih 
4 Karpet / Tikar 
5 Rak Buku Perpustakaan 
6 Almari tempat Mukena 
7 Rak Sepatu / Sandal 
8 Kotak Amal 
9 Bedug 
10 Perlengkapan Kematian 
11 Jadwal kebersihan/ petugas kebersihan 
12 Alat Kebersihan 
JUMLAH NILAI 

C ASPEK KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN (Bidang Riayah) 

NO INDIKATOR 
1 Kebersihan Masjid dan Lingkungan Masjid 
2 Kebersihan Perlengkapan Sholat, karpet , tikar dll 
3 Kerapian Sarana Prasarana 
4 Kondisi Cat Masjid 
5 Kebersihan Tempat Wudlu 
6 Kebersihan WC / Kamar Mandi 
7 Pagar Masjid 
8 Kebersihan Halaman 
9 Penghijauan / Taman Masjid 
JUMLAH NILAI

Minggu, 05 Oktober 2014

HARI RAYA IDHUL ADHA 1435 H

 MASJID DKM 2 KUBANGPARI,
Salah satu masjid jami'di dusun Kubangpari desa Bangunsari Kec.Pamarican Kab.ciamis,setiap tahun selalu digunakan untuk sholat idul fitri dan idul adha.pada hari minggu tanggal 05 Oktober 2014 (10 Dulhijjah 1435 H)Umat islam diseluruh Dunia merayakan hari raya Idul Adha.Hadir dalam Acara tersebut bpk.DPR.Kab.Ciamis perwakilan zona IV.Drs.H.Wagino Toyib,kepala desa Bangunsari,bapak Subhan Hadi Suroso disambut oleh ketua DKM 2 Drs.
syahron Mulud dan pengasuh Masjid Nurul Haq,bpk.Ky.Syarif Hidayat sekaligus sebagai Imam pada sholat hari raya tersebut.yang diawali dengan membacakan sambutan bapak camat kec.Pamarican Subhan Hadi Suroso

Add caption
Add caption
Add caption







 Panitia Qurban DKM 2. 1435 H

Pelindung                      : Ky.Syarif Hidayat
Penanggungjawab         : Saiman (Kadus),
                                         Drs.Syahron Mulud (DKM)
Ketua                             : Nasyarudin S.Ag
                                         Tobroni
Sekretaris                       : Mudhasir,SHI
Bendahara                      : Zaenudin MZ
Seksi-seksi
Seksi Konsumsi             :Toha Ibnulani
                                         Gono
                                         Darto
Seksi Perlengkapan        : Ruswandi
                                         Turimin
                                          Ahmad
Seksi Pendistribusian     :Ketua RT.01-07
                                         Hansip RT.01-07
Seksi Pengrumatan         :Petugas yang ditunjuk RT
                                         Ketua RT + 4 orang


PESERTA QURBAN  DKM 2 MASJID NURUL HAQ KUBANGPARI 1435 H

Rom.A
1.Siti Aisyah ,S.P.d.I              untuk                Nisa Roudlotul K.
2.N. Napingah,S.Pd.I             untuk                 Zidan
3.Budi Lasiman,S.Pd.I           untuk                 Wafi
4.Suharjo,S.Pd,M.Pd.I           untuk                  Suharjo
5.Siti Patimah,S.Pd.I             untuk                  siti Patimah
6.Holil                                    untuk                 Holil
7.Holil                                    untuk                 Istinipun

Rom.B
1.Marsino                                                           Marsino
2.Subhan Hadi Suroso                   Endah Sri R
3.H. Maryadin                              Nurhasanah
4.H Wagino Tayib                         Daiatul Istiqomah
5.Waluyo                                        Waluyo
6Waluyo                                         Ibu Pawit
7. Nasyarudin                                   Nasyarudin

Rom.C
1.Nurdi                                                Maryamah
2.Nurdi                                                Poniman
3.Muhaimin                                        Alqorni
4.Ky.Mastur                                        Afis syifaurrohmah
5.Edi ahyono S.H,                                Edi cahyono
6.Epih                                                   Endar    
7.Ahmad Hanifudin                             fudin

Rom.D.
1.Handoko,S.Pd                                   ,Lutfi
2.Nurohman                                         Sage
3.Sarpan                                               Sarpan
4.Arjo                                                  Wartini
5Warsono,                                           Rilo Pambudi
6.Sajidin,                                             Sajidin
7.Nurholis,SP                                      Fania




Add caption





                                                              









Sabtu, 27 September 2014

PERINTAH BERKURBAN

Ayat Ayat Tentang Qurban

18 ayat tentang qurban yg penting diketahuiDalam Al Quran ada beberapa ayat tentang qurban yang mesti kita ketahui. Antara lain adalah tentang perintah qurban, fadilah qurban, makna qurban, tujuan qurban, daging qurban dan sejarah qurban. Pastikan simak ayat ayat tentang qurban ini, semoga Allah memudahkan kita semua untuk berqurban tahun ini dan tahun mendatang.

1. Perintah qurban


Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berqurbanlah. (Al-Kautsar : 2)

2. Fadilah Qurban : Supaya mereka…
Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syari’atkan penyembelihan qurban supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah dirizkikan Allah kepada mereka, maka Rabb-MU adalah Allah yang satu karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh.  (Al-Hajj : 34)

3. Makna qurban : Rasa syukur kepada Allah

Dan serulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfa'at bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rizki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang kesusahan lagi fakir. (Al-Hajj : 27-28)

4. Ketaqwaan adalah tujuan qurban
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaanmulah yang dapat  mencapainya.  (Al-Hajj :  37)

5. Dibolehkannya pekurban makan daging qurban
Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri dan telah terikat. Kemudian apabila ia telah tumbang (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukan unta-unta itu kepada kamu, supaya kamu bersyukur.  (Al-Hajj : 36)

6. Sejarah Qurban

Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. Maka kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar [1283]. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya_allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu [1284] Sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar [1285]. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.  (Asshaaffat : 100-111)

Keterangan ayat tentang qurban di atas:
[1283]  yang dimaksud ialah nabi Ismail a.s.
[1284]  membenarkan mimpi maksudnya mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah s.w.t. dan wajib melaksanakannya.
[1285]  sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Ibrahim dan Ismail a.s. Maka Allah melarang menyembelih Ismail dan untuk meneruskan qurban, Allah menggantinya dengan seekor sembelihan (kambing). Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya qurban yang dilakukan pada hari raya haji.

Demikianlah 18 ayat tentang qurban dalam Al Quran. Semoga kita selalu diberi kelapangan rizki dan niat untuk selalu berkurban. Aamiin.

4 sapi kurban DKM 2 1435 H

Bp. Tarsiwan



Rabu, 17 September 2014

QURBAN IDHUL ADHA 1435 H

Hukum Qurban Secara Kolektif

Nov 04, 2009Muhammad Abduh Tuasikal, MScArtikel Terhangat, Umum12
 Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang meniti jalan mereka hingga akhir zaman.

 Hewan yang digunakan untuk sembelihan qurban
 Adalah unta, sapi[1], dan kambing.
 Bahkan para ulama berijma’ (bersepakat) tidak sah apabila seseorang melakukan sembelihan dengan selain binatang ternak tadi.
[2 Ketentuan Qurban Kambing
 Seekor kambing hanya untuk qurban satu orang dan boleh pahalanya diniatkan untuk seluruh anggota keluarga meskipun jumlahnya banyak atau bahkan yang sudah meninggal dunia.

 كَانَ الرَّجُلُ فِي عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُضَحِّى بِالشَّاةِ عَنْهُ وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ ”
Pada masa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam ada seseorang (suami) menyembelih seekor kambing sebagai qurban bagi dirinya dan keluarganya.”

[3] Asy Syaukani mengatakan, “(Dari berbagai perselisihan ulama yang ada), yang benar, qurban kambing boleh diniatkan untuk satu keluarga walaupun dalam keluarga tersebut ada 100 jiwa atau lebih.”
[4] Ketentuan Qurban Sapi dan Unta Seekor sapi boleh dijadikan qurban untuk 7 orang. Sedangkan seekor unta untuk 10 orang (atau 7 orang)
[5]. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhu beliau mengatakan

, كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى سَفَرٍ فَحَضَرَ الأَضْحَى فَاشْتَرَكْنَا فِى الْبَقَرَةِ سَبْعَةً وَفِى الْبَعِيرِ عَشَرَةً ”
Dahulu kami penah bersafar bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam lalu tibalah hari raya Idul Adha maka kami pun berserikat sepuluh orang untuk qurban seekor unta. Sedangkan untuk seekor sapi kami berserikat sebanyak tujuh orang.”
 [6] Begitu pula dari orang yang ikut urunan qurban sapi atau unta, masing-masing boleh meniatkan untuk dirinya dan keluarganya.
 Perhatikan fatwa Al Lajnah Ad Da-imah berikut. Soal pertama dari Fatwa Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts ’Ilmiyah wal Ifta’ no. 8790
 Soal:
 Bolehkah seorang muslim berqurban unta atau sapi untuk tujuh orang, lalu masing-masing meniatkan untuk orang tua, anak, kerabat, pengajar dan kaum muslimin lainnya.
 Apakah urunan tujuh orang tadi masing-masing diniatkan untuk satu orang saja (tanpa disertai lainnya) atau pahalanya boleh untuk yang lainnya?
 Jawab: Yang diajarkan, unta dan sapi dibolehkan untuk tujuh orang. Setiap tujuh orang itu boleh meniatkan untuk dirinya sendiri dan anggota keluarganya. Yang menandatangai fatwa ini: Anggota: ’Abdullah bin Qu’ud, ’Abdullah bin Ghodyan Wakil ketua: ’Abdur Rozaq ’Afifi Ketua: ’Abdul ’Aziz bin ’Abdillah bin Baz

[7] Bagaimana Hukum Qurban Secara Kolektif?
Sebagaimana ketentuan di atas, satu kambing hanya boleh untuk satu orang (dan boleh diniatkan untuk anggota keluarga), satu sapi untuk tujuh orang (termasuk anggota keluarganya), dan satu unta untuk sepuluh orang (termasuk anggota keluarganya), lalu bagaimana jika 1 kambing dijadikan qurban untuk 10 orang atau untuk satu sekolahan (yang memiliki murid ratusan orang) atau satu desa? Ada yang melakukan seperti ini dengan alasan dana yang begitu terbatas. Sebagai jawabannya, alangkah baiknya kita perhatikan fatwa ulama yang terhimpun dalam Al Lajnah Ad Da-imah (komisi fatwa di Saudi Arabia) mengenai hal ini. Soal kedua dari Fatwa Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts ’Ilmiyyah wal Ifta’ no. 3055 Soal: Ada seorang ayah yang meninggal dunia. Kemudian anaknya tersebut ingin berqurban untuk ayahnya. Namun ada yang menyarankan padanya, ”Engkau tidak boleh menyembelih unta untuk qurban satu orang. Sebaiknya yang disembelih adalah satu ekor kambing. Karena unta lebih utama dari kambing. Jadi yang mengatakan ”Sembelihlah unta”, itu keliru”. Karena apabila ingin berkurban dengan unta, maka harus dengan patungan bareng-bareng. Jawab: Boleh berkurban atas nama orang yang meninggal dunia, baik dengan satu kambing atau satu unta. Adapun orang yang mengatakan bahwa unta hanya boleh disembelih dengan patungan bareng-bareng, maka perkataan dia yang sebenarnya keliru. Akan tetapi, kambing tidak sah kecuali untuk satu orang dan shohibul qurban (orang yang berqurban) boleh meniatkan pahala qurban kambing tadi untuk anggota keluarganya. Adapun unta boleh untuk satu atau tujuh orang dengan bareng-bareng berqurban. Tujuh orang tadi nantinya boleh patungan dalam qurban satu unta. Sedangkan sapi, kasusnya sama dengan unta. Hanya Allah yang memberi taufik. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Yang menandatangai fatwa ini: Anggota: ’Abdullah bin Qu’ud, ’Abdullah bin Ghodyan Ketua: ’Abdul ’Aziz bin ’Abdillah bin Baz[8] Dari penjelasan ini, maka kita bisa ambil beberapa pelajaran: Seorang pelaku qurban dengan seekor kambing boleh mengatasnamakan qurbannya atas dirinya dan keluarganya. Qurban dengan sapi atau unta boleh dipikul oleh tujuh orang. Yang dimaksud kambing untuk satu orang, sapi dan unta untuk tujuh orang adalah dalam masalah orang yang menanggung pembiayaannya. Tidak sah berqurban dengan seekor kambing secara kolektif/urunan lebih dari satu orang lalu diniatkan atas nama jama’ah, sekolah, RT atau desa. Kambing yang disembelih dengan cara seperti ini merupakan daging kambing biasa dan bukan daging qurban. Solusi dalam Iuran Qurban Solusi yang bisa kami tawarkan untuk masalah iuran hewan qurban secara patungan adalah dengan acara arisan qurban. Jadi setiap tahun beberapa orang bisa bergantian untuk berqurban. Di antara alasan dibolehkan hal ini karena sebagian ulama membolehkan berutang ketika melakukan qurban. Imam Ahmad bin Hambal mengatakan tentang orang yang tidak mampu aqiqah, ”Jika seseorang tidak mampu aqiqah, maka hendaknya ia mencari utangan dan berharap Allah akan menolong melunasinya. Karena seperti ini akan menghidupkan ajaran Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.”[9] Qurban sama halnya dengan aqiqah. Sufyan Ats Tsauri mengatakan, ”Dulu Abu Hatim pernah mencari utangan dan beliau pun menggiring unta untuk disembelih. Lalu dikatakan padanya, ”Apakah betul engkau mencari utangan dan telah menggiring unta untuk disembelih?” Abu Hatim menjawab, ”Aku telah mendengar firman Allah, لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ ”Kamu akan memperoleh kebaikan yang banyak padanya.” (QS. Al Hajj: 36)”[10] Catatan: Yang mengikuti arisan tersebut hendaknya orang yang berkemampuan karena yang namanya arisan berarti berutang. Harga kambing bisa berubah setiap tahunnya. Oleh karena itu, arisan pada tahun pertama lebih baik setorannya dilebihkan dari perkiraan harga kambing untuk tahun tersebut. Ketika menyembelih tetap mengatasnamakan individu (satu orang untuk kambing atau tujuh orang untuk sapi dan unta) dan bukan mengatasnamakan jama’ah atau kelompok arisan. Bagaimana dengan Hadits ”Ini adalah qurbanku dan qurban siapa saja dari umatku yang belum berqurban”? Sebagian orang ada yang beralasan benarnya qurban secara kolektif melebihi ketentuan syari’at yang dikemukakan di atas dengan alasan hadits Jabir bin ’Abdillah berikut, شَهِدْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الأَضْحَى بِالْمُصَلَّى فَلَمَّا قَضَى خُطْبَتَهُ نَزَلَ مِنْ مِنْبَرِهِ وَأُتِىَ بِكَبْشٍ فَذَبَحَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِيَدِهِ وَقَالَ « بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ هَذَا عَنِّى وَعَمَّنْ لَمْ يُضَحِّ مِنْ أُمَّتِى ». ”Aku bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam menghadiri shalat Idul Adha di tanah lapang. Setelah Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam berkhutbah, beliau turun dari mimbar kemudian beliau diserahkan satu ekor domba. Lalu beliau memotong dengan tangannya, lantas bersabda, ”Bismillah, wallahu akbar. Ini adalah qurbanku dan qurban siapa saja dari umatku yang tidak ikut berqurban”.”[11] Mereka beralasan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam saja niatkan untuk seluruh umatnya yang tidak berqurban, maka berarti kami boleh niatkan qurban untuk satu RT, satu sekolahan atau satu desa. Sanggahan: Mengenai hadits ”qurban siapa saja yang tidak ikut berqurban”, ini adalah khusus untuk Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam dan tidak untuk yang lainnya. Jadi, beliau diperbolehkan berkurban untuk seluruh umatnya (selain keluarganya). Sedangkan umatnya hanya diperbolehkan menyembelih qurban untuk dirinya dan keluarganya sebagaimana dijelaskan di muka. Al Qodhi Abu Ishaq mengatakan, ”Perkataan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ini –wallahu a’lam- sebagaimana seseorang boleh berqurban untuk dirinya dan keluarganya, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam boleh berqurban atas nama seluruh kaum muslimin karena beliau adalah ayah mereka dan istri-istri beliau adalah ibu mereka.”[12] Oleh karena, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam adalah ayah kaum muslimin, maka beliau diperbolehkan meniatkan qurban untuk dirinya dan keluarganya (yaitu seluruh kaum muslimin). Kesimpulan: Penyembelihan qurban untuk diri dan keluarga dibolehkan sebagaimana pendapat mayoritas ulama. Hal ini berdasarkan amalan yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Penyembelihan qurban untuk diri sendiri dan untuk seluruh umat Islam selain keluarga hanyalah khusus bagi Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Dalilnya, para sahabat tidak ada yang melakukan hal tersebut sepeninggal Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam. Yang ada mereka hanya menyembelih qurban untuk diri sendiri dan keluarga. Sebagian kaum muslimin yang menyembelih qurban untuk satu sekolah atau untuk satu RT atau untuk satu desa adalah keliru, seperti ini tidak dilakukan oleh para salaf terdahulu. - Tambahan pembahasan - Ketentuan Umur Hewan Qurban Ketentuan umur untuk hewan qurban tersebut adalah sebagai berikut. Unta, umur minimal 5 tahun Sapi, umur minimal 2 tahun Kambing, umur minimal 1 tahun Domba Jadza’ah, umur minimal 6 bulan[13] Hewan Qurban yang Lebih Utama Yang paling dianjurkan sebagai hewan qurban sebagai berikut: Yang paling gemuk dan sempurna. Bahkan jika berqurban dengan satu qurban yang gemuk itu lebih baik daripada dua hewan qurban yang kurus. Karena yang diinginkan adalah daging. Semakin banyak daging yang dimiliki hewan tersebut maka itu semakin baik. Hewan qurban yang lebih utama adalah unta, kemudian sapi, kemudian kambing. Namun satu ekor kambing lebih baik daripada kolektif dalam sapi atau unta. Warna yang paling utama adalah putih polos, kemudian warna debu (abu-abu), kemudian warna hitam. Berkurban dengan hewan jantan lebih utama dari hewan betina.[14] Cacat Hewan Qurban[15] Cacat hewan qurban dibagi menjadi 3: Cacat yang menyebabkan tidak sah untuk berqurban, ada 4: Buta sebelah dan jelas sekali kebutaannya Jika butanya belum jelas – orang yang melihatnya menilai belum buta – meskipun pada hakekatnya kambing tersebut satu matanya tidak berfungsi maka boleh diqurbankan. Demikian pula hewan yang rabun senja. ulama’ madzhab syafi’iyah menegaskan hewan yang rabun boleh digunakan untuk qurban karena bukan termasuk hewan yang buta sebelah matanya. Sakit dan tampak jelas sakitnya Pincang dan tampak jelas pincangnya Artinya pincang dan tidak bisa berjalan normal. Akan tetapi jika baru kelihatan pincang namun bisa berjalan dengan baik maka boleh dijadikan hewan qurban. Sangat tua sampai-sampai tidak punya sumsum tulang Dan jika ada hewan yang cacatnya lebih parah dari 4 jenis cacat di atas maka lebih tidak boleh untuk digunakan berqurban. (lih. Shahih Fiqih Sunnah, 2I/373 & Syarhul Mumti’ 3/294). 2. Cacat yang menyebabkan makruh untuk berqurban, ada 2: Sebagian atau keseluruhan telinganya terpotong Tanduknya pecah atau patah (lihat Shahih Fiqih Sunnah, 2/373) 3. Cacat yang tidak berpengaruh pada hewan qurban (boleh dijadikan untuk qurban) namun kurang sempurna. Selain 6 jenis cacat di atas atau cacat yang tidak lebih parah dari itu maka tidak berpengaruh pada status hewan qurban. Misalnya tidak bergigi (ompong), tidak berekor, bunting, atau tidak berhidung. Wallahu a’lam. (lihat Shahih Fiqih Sunnah, 2/373) Semoga pelajaran yang kami sajikan ini bermanfaat bagi kaum muslimin sekalian. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya. Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal Artikel http://rumaysho.com Pangukan, Sleman, siang hari, 16 Dzulqo’dah 1430 H [1] Sebagian ulama menyamakan kerbau dengan sapi. [2] Lihat Shahih Fiqih Sunnah, Abu Malik Kamal bin As Sayid Salim, 2/369, Maktabah At Taufiqiyah. [3] HR. Tirmidzi no. 1505, Ibnu Majah no. 3138. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Al Irwa’ no. 1142. [4] Nailul Author, Asy Syaukani, 8/125, Mawqi’ Al Islam. [5] Jumhur (mayoritas) ulama berpendapat bahwa satu unta hanya dijadikan urunan tujuh orang untuk udh-hiyah karena diqiyaskan dengan unta pada al hadyu. Sedangkan Asy Syaukani mengatakan bahwa unta udh-hiyah boleh untuk sepuluh orang dan unta al hadyu untuk tujuh orang. (Shahih Fiqih Sunnah, 2/370) [6] HR. Tirmidzi no. 905, Ibnu Majah no. 3131. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih, sebagaimana dalam Misykatul Mashobih 1469 [17]. [7] Fatawa Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts ‘Ilmiyah wal Ifta’, 11/405, Darul Ifta’ [8] Fatawa Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts ‘Ilmiyah wal Ifta’, 11/403 [9] Lihat Mawsu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, 2/11011, Multaqo Ahlul Hadits. [10] Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Abul Fida’ Ibnu Katsir, 5/426, Dar Thoyibah, cetakan kedua, tahun 1420 H. [11] HR. Abu Daud no. 2810, At Tirmidzi no. 1521. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih [12] Al Muntaqo Syarh Al Muwatho’, 3/113, Mawqi’ Al Islam. [13] Lihat Shahih Fiqih Sunnah, hal. 2/370-372. [14] Lihat Shahih Fiqih Sunnah, hal. 2/374-375. [15] Diambil dari tulisan saudara kami tercinta -Ustadz Ammi Nur Baits- yang dimuat di www.muslim.or.id dan Buletin At Tauhid. Semoga Allah membalas amalan beliau dengan pahala yang melimpah di sisi-Nya. qurban tweet Poligami, Wahyu Ilahi yang DitolakNikmat Sehat dan Waktu Luang yang Membuat Manusia Tertipu Muhammad Abduh Tuasikal, MSc Pernah mengenyam pendidikan S1 di Teknik Kimia UGM Yogyakarta dan S2 Polymer Engineering di King Saud University Riyadh. Pernah menimba ilmu diin dari Syaikh Sholeh Al Fauzan, Syaikh Sa'ad Asy Syatsri, dan Syaikh Sholeh Al 'Ushoimi. Aktivitas beliau sebagai Pimpinan Pesantren Darush Sholihin Gunungkidul, Pengasuh Rumaysho.Com, serta Pimpinan Redaksi Muslim.Or.Id. Artikel Terkait Buku Terbaru: Panduan Qurban dan Aqiqah Buku Terbaru: Panduan Qurban dan Aqiqah Sep 15, 2014 0 Penyaluran Qurban DS untuk Fakir Miskin Gunungkidul (1435 H) Penyaluran Qurban DS untuk Fakir Miskin... Sep 05, 2014 0 Hukum Menggabungkan Kurban dan Akikah Hukum Menggabungkan Kurban dan Akikah Sep 02, 2014 4 Hukum Daging Kurban Kalengan Hukum Daging Kurban Kalengan Okt 18, 2013 0