Minggu, 26 Oktober 2014

PUASA MUHARROM

Anjuran Puasa Muharram



Bulan mulia, bulan Muharram sebentar lagi akan menghampiri kita. Bulan tersebut disebut di sebagian kalangan dengan bulan Suro dan identik dengan hal-hal seram dan sial sehingga hajatan-hajatan tidak boleh dilaksanakan pada bulan tersebut. Padahal islam tidak menganggap demikian. Di bulan tersebut adalah kesempatan untuk beramal sholih, terutama puasa, lebih utama lagi jika mendapati hari Asyura (10 Muharram).
Anjuran Puasa Muharram
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mendorong kita melakukan puasa pada bulan Muharram sebagaimana sabdanya,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah).
Imam Nawawi -rahimahullah- menjelaskan, “Hadits ini merupakan penegasan bahwa sebaik-baik bulan untuk berpuasa adalah pada bulan Muharram.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 55)
Lalu mengapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diketahui banyak berpuasa di bulan Sya’ban bukan malah bulan Muharram? Ada dua jawaban yang dikemukakan oleh Imam Nawawi.
1- Mungkin saja Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam baru mengetahui keutamaan banyak berpuasa di bulan Muharram di akhir hayat hidup beliau.
2- Boleh jadi pula beliau memiliki udzur ketika berada di bulan Muharram (seperti bersafar atau sakit) sehingga tidak sempat menunaikan banyak puasa pada bulan Muharram. (Lihat Syarh Shahih Muslim, 8: 55)
Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Puasa yang paling utama di antara bulan-bulan haram (Dzulqo’dah, Dzulhijah, Muharram, Rajab -pen) adalah puasa di bulan Muharram (syahrullah).” (Lathoif Al Ma’arif, hal. 67)
Sesuai penjelasan Ibnu Rajab, puasa sunnah (tathowwu’) ada dua macam:
1- Puasa sunnah muthlaq. Sebaik-baik puasa sunnah muthlaq adalah puasa di bulan Muharram.
2- Puasa sunnah sebelum dan sesudah yang mengiringi puasa wajib di bulan Ramadhan. Contoh puasa ini adalah puasa enam hari di bulan Syawal. (Lihat Lathoif Al Ma’arif, hal. 66)
Jadi, penjelasan di atas dapat dipahami bahwa puasa sunnah mutlaq yang paling afdhol adalah puasa Muharram. Sedangkan puasa muqoyyad (yang ada kaitan dengan waktu tertentu atau berkaitan dengan puasa Ramadhan), maka yang lebih afhol adalah puasa enam hari di bulan Syawal. Puasa Syawal dari sisi ini lebih afhdol dari puasa Muharram. Puasa Syawal tersebut berkaitan dengan puasa Ramadhan. Oleh karenanya puasa tersebut seperti shalat sunnah rawatib yang mengiringi shalat wajib. Puasa Arafah juga bisa lebih baik dari puasa Muharram dari sisi puasa Arafah sebagai sunnah yang rutin. (Penjelasan Syaikh Kholid bin Su’ud Al Bulaihad di sini)
Di antara sahabat yang gemar melakukan puasa pada bulan-bulan haram (termasuk bulan haram adalah Muharram) yaitu ‘Umar, Aisyah dan Abu Tholhah. Bahkan Ibnu ‘Umar dan Al Hasan Al Bashri gemar melakukan puasa pada setiap bulan haram (Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 71). Bulan haram adalah bulan Dzulqo’dah, Dzulhijah, Muharram dan Rajab.
Banyak Berpuasa, Tidak Mesti Sebulan Penuh
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa kaum muslimin dianjurkan memperbanyak puasa pada bulan Muharram. Jika tidak mampu, berpuasalah sesuai kemampuannya. Namun yang lebih tepat adalah tidak berpuasa Muharram sebulan penuh. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhu berkata,
وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِى شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِى شَعْبَانَ
Aku tidak pernah melihat Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan. Aku tidak pernah melihat beliau banyak puasa dalam sebulan selain pada bulan Sya’ban.” (HR. Muslim no. 1156). (Lihat penjelasan Syaikh Kholid bin Su’ud Al Bulaihad di sini)
Yang Lebih Afdhol, Puasa Asyura
Dari sekian hari di bulan Muharram, yang lebih afhol adalah puasa hari ‘Asyura, yaitu pada 10 Muharram. Abu Qotadah Al Anshoriy berkata,
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.”(HR. Muslim no. 1162).
Selisihi Yahudi dengan Menambah Puasa Tasu’a (9 Muharram)
Namun dalam rangka menyelisihi Yahudi, kita diperintahkan berpuasa pada hari sebelumnya, yaitu berpuasa pada hari kesembilan (tasu’a). Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata bahwa ketika Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan puasa hari ’Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى.
Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan,
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan,
فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.
Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim no. 1134)
Imam Asy Syafi’i dan ulama Syafi’iyyah, Imam Ahmad, Ishaq dan selainnya mengatakan bahwa dianjurkan (disunnahkan) berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh sekaligus; karena Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam berpuasa pada hari kesepuluh dan berniat (berkeinginan) berpuasa juga pada hari kesembilan. (Lihat Syarh Muslim, 8: 12-13)
Ibnu Rajab mengatakan, ”Di antara ulama yang menganjurkan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram sekaligus adalah Imam Asy Syafi’i, Imam Ahmad, dan Ishaq. Adapun Imam Abu Hanifah menganggap makruh jika seseorang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja.” (Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 99)
Apa Hikmah Menambah Puasa pada Hari Kesembilan?
Sebagian ulama mengatakan bahwa sebab Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bepuasa pada hari kesepuluh sekaligus kesembilan agar tidak tasyabbuh (menyerupai) orang Yahudi yang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja. Dalam hadits Ibnu Abbas juga terdapat isyarat mengenai hal ini. Ada juga yang mengatakan bahwa hal ini untuk kehati-hatian, siapa tahu salah dalam penentuan hari ’Asyura’ (tanggal 10 Muharram). Pendapat yang menyatakan bahwa Nabi menambah hari kesembilan agar tidak menyerupai puasa Yahudi adalah pendapat yang lebih kuat. Wallahu a’lam. (Lihat Syarh Muslim, 8: 12-13)
Sebagaimana penjelasan dari Syaikh Ibrahim Ar Ruhaili, kita lebih baik berpuasa dua hari sekaligus yaitu pada tanggal 9 dan 10 Muharram karena dalam melakukan puasa ‘Asyura ada dua tingkatan yaitu:
1- Tingkatan yang lebih sempurna adalah berpuasa pada 9 dan 10 Muharram sekaligus.
2- Tingkatan di bawahnya adalah berpuasa pada 10 Muharram saja. (Lihat Tajridul Ittiba’, hal. 128)
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz, mufti Kerajaan Saudi Arabia di masa silam berkata, “Yang lebih afdhol adalah berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh dari bulan Muharram karena mengingat hadits (Ibnu ‘Abbas), “Apabila aku masih diberi kehidupan tahun depan, aku akan berpuasa pada hari kesembilan.”Jika ada yang berpuasa pada hari kesepuluh dan kesebelas atau berpuasa tiga hari sekaligus (9, 10 dan 11) maka itu semua baik. Semua ini dengan maksud untuk menyelisihi Yahudi.” (Lihat Fatwa Syaikh Ibnu Baz di sini).
Semoga Allah memudahkan kita untuk terus beramal sholih.

SAMBUT MUHARROM 1436 H DKM 2 JUARA

Masjid Nurul Haq DKM 2 Kubangpari meraih juara 2,dari 20 dkm diwilayah Desa Bangunsari Kec.Pamarican Kab. Ciamis.dalam acara Tablig Akbar bersama KH.Acep Abdurahman dari Tasikmalaya
MARBOOT DKM 2
PENGASUH DKM 2
SUBHAN HS,KH.ACEP ,AAS HASBULLAH
BABINSA,TOKOH,KEPALA KUA








Masjid merupakan bangunan monumental bagi umat Islam yang dibangun banyak menyita perhatian bahkan dengan mengerahkan segala daya upaya.Sehingga untuk mewujudkan bangunan yang megah dilakukan penggalian dana baik dengan swadaya,memohon bantuan pemerintah,swasta atau dengan bantuan dari luar negeri. Agar segala daya upaya itu tidak menjadi pekerjaan yang sia-sia karena setelah bangunan masjid jadi, tidak lagi dijaga dan diperihara. Sehingga kadang ada masjid yang jorok, kotor ,dan kumuh
Karena itu untuk memacu terhadap kegiatan pengeloaan masjid perlu diselenggarakan lomba K3 masjid,berikut saya sampaikan unsur-unsur penilaian:

I. BIDANG IDAROH 

A ASPEK ADMINISTRASI 
NO INDIKATOR 
1 Papan Nama Masjid 
2 Papan Struktur Organisasi Ta'mir Masjid 
3 Papan Jadwal Khatib dan Imam 
4 Papan Kas Keuangan Masjid 
5 Papan Informasi / Kegiatan Masjid 
6 Buku Agenda Surat Masuk 
7 Buku Agenda Surat Keluar 
8 Buku Kas Umum dan Buku bantu Kas 
9 Buku Inventaris Masjid 
10 Buku Data Jamaah 
11 Buku Laporan Kegiatan-Kegiatan Masjid 
12 Buku Notulen Rapat 
13 Buku Tamu 
14 Stempel Masjid 
15 Buku Jurnal Khutbah 
JUMLAH NILAI 


B.ASPEK ORGANISASI DAN PENDUKUNG (Bidang Idaroh) 

NO INDIKATOR 
1 Program Kerja Kemasjidan 
2 Rincian Tugas ( Job Discription ) Ta'mir 
3 AD dan ART Kepengurusan Masjid 
4 Intensitas Rapat Ta'mir 
5 Proses Pengangkatan Ta'mir 
6 Remaja Masjid 
7 Majlis Ta'lim 
8 Taman Pendidikan Al Qur'an 
9 Madrasah Diniyah 
10 Lembaga Amil Zakat 
11 Perpustakaan Masjid 
12 Bukti Kepemilikan Tanah/ Sertifikat Tanah 
13 IMB ( Izin Mendirikan Bangunan ) 
14 Jadwal Waktu Sholat Abadi 
15 Serifikat Arah Kiblat 

JUMLAH NILAI 

II. BIDANG IMAROH 

A ASPEK PERIBADATAN 

NO INDIKATOR 
1 Jama'ah Sholat Rawatib 
2 Jama'ah Sholat Jum'at 
3 Jama'ah Sholat Tarawih 
4 Jama'ah Sholat Ied 
5 Pelaksanaan Sholat Gerhana 
6 Adzan dan Iqomah Lima waktu Sholat 
7 Kegiatan Dzikir dan Doa 
8 Kegiatan Majlis Ta'lim tiap bulan 
9 Kegiatan Tadarrus Al Qur'an 
10 Kegiatan Kuliyah Subuh 
11 Peringatan Isro' Mi'roj 
12 Peringatan Maulid Nabi 
13 Peringatan Nuzulul Qur'an 
14 Paket kegiatan Bulan Muharram 
15 Merawat Jenazah 
JUMLAH NILAI 

B ASPEK KEGIATAN PENDUKUNG (Bidang Imaroh) 

NO INDIKATOR 
1 Bimbingan Seni & Budaya Islam 
2 Penyelenggaraan TPQ / Madrasah Diniyah 
3 Pelayanan Perpustakaan 
4 Pelayanan Kesehatan / Poliklinik 
5 Kegiatan Remaja Masjid 
6 Majalah Dinding & Penerbitan Buletin 
7 Pengelolaan Zakat Infaq Shodaqoh 
8 Pengelolaan Qurban 
9 Kegiatan Santunan Yatim Piatu 
10 Kegiatan Khitanan Massal 
11 Koperasi 

JUMLAH NILAI 

III. BIDANG RIAYAH 
A ASPEK FISIK BANGUNAN 

NO INDIKATOR 
1 Arsitek dan Desain Bangunan 
2 Ruang Utama 
3 Mihrab / Pengimaman 
4 Mimbar Khutbah 
5 Kantor Masjid 
6 Ruang Perpustakaan 
7 Ruang TPQ / Madin 
8 Ruang Poliklinik 
9 Tempat Wudlu 
10 WC / Kamar Mandi 
11 Drainase / Saluran Pembuangan air Limbah 
12 Gudang 
13 Tempat Parkir 
14 Halaman Masjid 
JUMLAH NILAI 

B ASPEK PERALATAN (Bidang Riayah) 

NO INDIKATOR 
1 Sound System 
2 Penerangan / Listrik 
3 Ketersediaan Air Bersih 
4 Karpet / Tikar 
5 Rak Buku Perpustakaan 
6 Almari tempat Mukena 
7 Rak Sepatu / Sandal 
8 Kotak Amal 
9 Bedug 
10 Perlengkapan Kematian 
11 Jadwal kebersihan/ petugas kebersihan 
12 Alat Kebersihan 
JUMLAH NILAI 

C ASPEK KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN (Bidang Riayah) 

NO INDIKATOR 
1 Kebersihan Masjid dan Lingkungan Masjid 
2 Kebersihan Perlengkapan Sholat, karpet , tikar dll 
3 Kerapian Sarana Prasarana 
4 Kondisi Cat Masjid 
5 Kebersihan Tempat Wudlu 
6 Kebersihan WC / Kamar Mandi 
7 Pagar Masjid 
8 Kebersihan Halaman 
9 Penghijauan / Taman Masjid 
JUMLAH NILAI

Minggu, 05 Oktober 2014

HARI RAYA IDHUL ADHA 1435 H

 MASJID DKM 2 KUBANGPARI,
Salah satu masjid jami'di dusun Kubangpari desa Bangunsari Kec.Pamarican Kab.ciamis,setiap tahun selalu digunakan untuk sholat idul fitri dan idul adha.pada hari minggu tanggal 05 Oktober 2014 (10 Dulhijjah 1435 H)Umat islam diseluruh Dunia merayakan hari raya Idul Adha.Hadir dalam Acara tersebut bpk.DPR.Kab.Ciamis perwakilan zona IV.Drs.H.Wagino Toyib,kepala desa Bangunsari,bapak Subhan Hadi Suroso disambut oleh ketua DKM 2 Drs.
syahron Mulud dan pengasuh Masjid Nurul Haq,bpk.Ky.Syarif Hidayat sekaligus sebagai Imam pada sholat hari raya tersebut.yang diawali dengan membacakan sambutan bapak camat kec.Pamarican Subhan Hadi Suroso

Add caption
Add caption
Add caption







 Panitia Qurban DKM 2. 1435 H

Pelindung                      : Ky.Syarif Hidayat
Penanggungjawab         : Saiman (Kadus),
                                         Drs.Syahron Mulud (DKM)
Ketua                             : Nasyarudin S.Ag
                                         Tobroni
Sekretaris                       : Mudhasir,SHI
Bendahara                      : Zaenudin MZ
Seksi-seksi
Seksi Konsumsi             :Toha Ibnulani
                                         Gono
                                         Darto
Seksi Perlengkapan        : Ruswandi
                                         Turimin
                                          Ahmad
Seksi Pendistribusian     :Ketua RT.01-07
                                         Hansip RT.01-07
Seksi Pengrumatan         :Petugas yang ditunjuk RT
                                         Ketua RT + 4 orang


PESERTA QURBAN  DKM 2 MASJID NURUL HAQ KUBANGPARI 1435 H

Rom.A
1.Siti Aisyah ,S.P.d.I              untuk                Nisa Roudlotul K.
2.N. Napingah,S.Pd.I             untuk                 Zidan
3.Budi Lasiman,S.Pd.I           untuk                 Wafi
4.Suharjo,S.Pd,M.Pd.I           untuk                  Suharjo
5.Siti Patimah,S.Pd.I             untuk                  siti Patimah
6.Holil                                    untuk                 Holil
7.Holil                                    untuk                 Istinipun

Rom.B
1.Marsino                                                           Marsino
2.Subhan Hadi Suroso                   Endah Sri R
3.H. Maryadin                              Nurhasanah
4.H Wagino Tayib                         Daiatul Istiqomah
5.Waluyo                                        Waluyo
6Waluyo                                         Ibu Pawit
7. Nasyarudin                                   Nasyarudin

Rom.C
1.Nurdi                                                Maryamah
2.Nurdi                                                Poniman
3.Muhaimin                                        Alqorni
4.Ky.Mastur                                        Afis syifaurrohmah
5.Edi ahyono S.H,                                Edi cahyono
6.Epih                                                   Endar    
7.Ahmad Hanifudin                             fudin

Rom.D.
1.Handoko,S.Pd                                   ,Lutfi
2.Nurohman                                         Sage
3.Sarpan                                               Sarpan
4.Arjo                                                  Wartini
5Warsono,                                           Rilo Pambudi
6.Sajidin,                                             Sajidin
7.Nurholis,SP                                      Fania




Add caption